Build In Sinetron : Bukan Iklan Biasa

 


Untuk menghindari clutter atau kepepakan dari iklan-iklan lainnya dalam satu break komersial, brand bisa menggunakan build in content. Selain mendapatkan eksposure yang maksimal untuk menjelaskan USP produk, bisa juga dilakukan penggunaan atau usage dari produk, untuk menjelaskan kepada para penonton bagaimana cara penggunaan produk yang tepat.

Menghindari clutter atau kepepakan dari iklan, terutama kompetitor di masa tayang break komersial, jelas sesuatu yang sangat perlu diperhatikan. Mengingat dalam satu hari bisa terdapat lebih dari 16 ribu tayangan iklan baik yang 30 detik atau yang 15 detik. Dengan penggunaan build in content, produk bisa stand out dari kerumunan tersebut.

Build in content sangat perlu memperhatikan pada program apa yang sesuai dan pastinya memiliki penonton dari target market produk tersebut yang paling banyak (high rating, high share). Sinetron atau series tentunya bisa menjadi pertimbangan mengingat sinetron bagi target audience tertentu memiliki rating dan share yang tinggi.

Sayangnya, dalam pembuatan build in content dalam sinetron, para pemeran yang digunakan pada umumnya bukanlah main talent dari sinetron tersebut. Akibatnya build in content itu seperti segmen tempelan belaka yang tidak 'nyambung dengan cerita. Dan karena pemerannya bukan para pemeran dari sinetron tersebut, adegan itu jelas tidak punya kontinuitas dalam universe cerita tersebut.

Meski demikian, rupanya, para penonton sinetron tidak terlalu terpengaruh dengan hal semacam ini. Mereka tetap asyik 'mantengin tayangan tersebut meskipun jelas tidak ada kaitan langsung dengan cerita sinetron itu. Terbukti rating untuk segmen build in sinetron masih tergolong tinggi.

Jika sudah demikian, agaknya, praktek pemasangan build in sinetron masih bisa digolongkan sebagai cara beriklan yang efektif.

Komentar