Antara Fawad & Usulan KPK

 


Fawad Andarabi dengan gichak-nya.


KABAR menyedihkan datang dari Afghanistan, di mana penyanyi tradisi Afghanistan yang bernama Fawad Andarabi ditembak mati di bagian kepala oleh Taliban. Menurut putranya, Jawad Andarabi, sudah dua kali Taliban datang ke rumahnya. Yang pertama mereka hanya menggeledah rumah saat ayahnya sedang minum teh pada pagi hari. Namun kedatangan Taliban yang kedua kalinya untuk meringkus Fawad dan menggelandangnya ke sebuah lahan pertanian di Desa Andarab di daerah Kishnabad di provinsi Baghlan utara dan mengeksekusinya di sana.

Fawad Andarabi kerap memainkan alat musik ghichak, sejenis kecapi yang ditekuk dan dimainkan, kemudian ia akan menyanyikan lagu-lagu tradisional tentang tempat kelahirannya, rakyatnya, dan Afghanistan. Ia dibunuh hanya beberapa hari setelah Talibankelompok fundamentalis Islam ini, menyatakan bahwa musik dilarang dalam Islam. Ini seperti pernah dinyatakan oleh juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan musik memang dilarang dalam Islam.

Menurut ane, ada baiknya jika memang Taliban ini mau melarang orang bermain musik, gak usah pake bunuh-bunuh musisi dan penyanyi kayak gitu! Lebih baik, gunakan apa yang diusulkan oleh KPK untuk menekan korupsi dengan menggunakan mantan narapidana kasus korupsi sebagai penggiat program penyuluhan antikorupsi. Seperti pernah diberitakan beberapa waktu lalu, pelaksana tugas Juru Bicara KPK Ipi Maryati, menyatakan bahwa para eks napi koruptor akan dilibatkan dalam program antikorupsi, tetapi bukan sebagai penyuluh.

Balik lagi, kalau memang mau supaya orang-orang gak main musik di sana, di Afghanistan, lebih baik Taliban memperkerjakan para musisi dan penyanyi itu sebagai penyuluh dan penggiat program antimusik. Itu lebih manusiawi 'kan daripada dibunuh? Iya, kan?

Komentar