Got it?

    (Gambar diambil dari www.unsplash.com)


SAAT saya mengunjungi kota-kota di Eropa, saya banyak mengambil foto tutup lubang pembuangan. Pada tutup yang terbuat dari besi tempa yang kuat itu biasanya terdapat nama instansi atau nama kota, tanggal tahun pembuatannya. Bentuk tutup got itu biasanya bulat, tapi juga ada yang kotak. Tulisan di atas tutup got itu kadang cukup unik, seperti pada kota Manchester sebuah tutup got bertuliskan "Right at the heart of thing."

Keunikan tulisan itu seolah menunjukkan bahwa tutup got adalah bagian yang tidak bisa disepelekan dalam pembangunan kota. Lebih jauh lagi, saluran pembuangan jelas menjadi instalasi infrastruktur yang mencerminkan kemajuan suatu wilayah / kota. Hal semacam ini, rasanya sangat jarang diperhatikan di dalam pembangunan di negara kita.

Rasanya tidak pernah dijumpai di kota manapun di Indonesia, tutup got yang unik seperti itu. Saluran pembuangan biasanya justru dimulai dari sungai yang mengalir di kota / daerah. Belum ada penghargaan dari setiap kita bahwa sungai bukanlah tempat pembuangan. Bahkan dalam pembangunan kompleks perumahan, termasuk perumahan yang saya tinggali saat ini, seluruh aliran buangan dari rumah tangga ditujukan ke sebuah sungai yang membelah perumahan, bukan dibuatkan saluran pembuangan yang menuju penampungan dan pengolahan air kotor.

Berkaitan dengan saluran pembuangan, sebelum menjadi presiden Republik Indonesia ini, Pak Joko Widodo, yang waktu itu menjabat Gubernur DKI Jakarta, menyempatkan diri memeriksa gorong-gorong di Jakarta. Barangkali ini sebuah pasemon bagi perhatian pemerintah (kota, daerah, provinsi, bahkan negara kita) untuk memperbaiki hal yang memang salah dari semula, bahwa sungai bukanlah saluran pembuangan air kotor dari rumah tangga, dari pabrik, dari kantor-kantor, dari hotel-hotel dan bangunan-bangunan lain di sekitarnya!

Peristiwa yang terbaru yang kemudian menjadi ramai adalah terperosoknya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ke got ketika meninjau pelaksanaan vaksinasi di sebuah tempat. Ramai orang menghubungkan dengan aneka macam peristiwa lain, dari soal beliau yang enggan diperiksa (baca di-interpelasi) oleh DPRD DKI Jakarta untuk transparansi keuangan terkait pelaksanaan Formula E, tentang acara vaksinasi yang sejatinya tidak diprakarsai oleh pemerintah daerah, sampai semacam tanda-tanda yang dikaitkan dengan Pak Jokowi bisa menjadi presiden RI setelah melakukan inspeksi ke dalam gorong-gorong kota Jakarta!

Kalau kata ane sih, coba saluran pembuangan di seluruh kota bisa dirapikan seperti kota-kota di luar negeri, tentu tidak akan pernah ada cerita Pak Jokowi masuk gorong-gorong atau Pak Anies terperosok ke dalam got saat sedang berjalan!

 

Komentar