Bersenda tentang Beha


Marry Phelps Jacob yang kemudian berganti nama menjadi Caresse Crosby tentu tidak pernah memikirkan bahwa di abad ke -22 ini, temuannya yang patennya dijual kepada Warner Brothers Corset Company senilai 21 ribu dolar Amerika (sekitar 300 juta rupiah) pada 3 November 1914 di Bridgeport, Connecticut, akan menjadi perbincangan di dunia maya belakangan ini.

Kehebohan terhadap bra atau yang dalam masyarakat kita seringnya disebut dengan beha / BH (berasal dari kata "buste houder" yang bahasa belanda yang artinya penyangga payudara) ditimbulkan karena ada infografis mengenai hukum (dalam agama Islam) perempuan yang memakai bra, atau kutang. Meskipun kutang dalam istilah pewayangan merujuk pada penutup dada untuk melindungi diri dari senjata, semacam zirah.

Terlepas dari soal hukum agama tadi, bra justru diciptakan sebagai kelepasan terhadap ketatnya aturan berpakaian pada zaman lampau. Khususnya di Eropa, di mana perempuan dalam berbusana wajib memakai korset yang dibuat dengan tujuan membentuk perut dan pinggang terlihat ramping sementara menonjolkan bagian area dada pada gaun juga bagian belakang. Kerumitan dan kesesakan dalam memakai korset membuat Nona Jacob ini memutuskan mencari cara agar di dalam rumah ia bisa tetap terlihat baik dalam berbusana meskipun tidak ber-korset. Nona Jacob membuat bagian dadanya tertutup dan tersangga dengan semacam dua buah saputangan yang diikat pita ke bagian leher. Itulah bentuk bra pertama di dunia!

Penggunaan bra makin meluas tidak semata-mata karena ciptaan Nona Jacob diterima dengan baik oleh masyarakat. Keperluan akan logam dalam menciptakan senjata dan peluru semasa perang besar, membuat para pembuat korset tidak mendapatkan bahan baku kawat. Alih-alih mencari bentuk korset tanpa kawat, para perempuan beralih pada bra.

Dalam perkembangannya, di masa kini, terdapat 13 jenis bra yang bisa dipergunakan oleh kaum perempuan di seluruh dunia. Semuanya tergantung dari kebutuhan si pemakai. Ada bra untuk berolahraga (sport bra), ada juga training bra yang digunakan untuk para remaja putri kita yang pembentukan jaringan otot pada payudaranya belum sempurna tetapi perlu untuk menutupi bagian tubuh yang sedang berkembang itu agar nyaman dalam berpakaian.

Belum lagi jenis maternity bra yang digunakan untuk ibu yang sedang menyusui anaknya, supaya tidak terjadi hal yang menjadi kisah lucu tentang pemuda dan ibu beranak di dalam angkutan umum. Jika belum pernah mendengar atau membaca, baiklah saya ceritakan kisah itu;

Di dalam sebuah angkutan umum, seorang anak balita menangis kencang. Ibunya, seorang perempuan muda, yang merasa tidak enak dengan keadaan itu, berkata kepada anaknya untuk bisa diam dan menyuruhnya menyusu saja. Namun anak itu sebenarnya menangis karena mabuk perjalanan dan merasa gerah di dalam angkutan umum, bukan soal ia haus atau lapar sehingga harus menyusu. Walhasil anak balita itu tetap menangis. Kehilangan akal meminta anaknya diam, ibu muda itu berkata, "Sudah diam dan menyusu saja, Nak. Kalau tidak mau diam, nanti susunya dikasih ke Om itu lho.." Katanya sambil menunjuk pada seorang pemuda yang duduk di dekat pintu. Pemuda itu kebetulan dari tadi memandangi kejadian yang tak jauh dari hadapannya, dan melihat payudara yang ranum dari ibu muda itu, ia pun merasa tertarik untuk memandanginya lebih lama. Pemuda itu, sebelumnya sudah mengatakan kepada sopir angkutan umum untuk menurunkan dirinya di sebuah tempat yang tidak lama lagi sampai. Tetapi, entah kenapa, meski sopir angkutan umum itu sudah mengingatkan padanya untuk turun, pemuda itu bergeming. Ia mengatakan pada sopir itu agar terus jalan saja. Singkat cerita, anak balita itu tidak surut menangisnya, sementara angkutan umum sudah mendekati tujuan akhir. Begitu ibu beranak itu turun beserta penumpang lain, pemuda itu juga ikut turun bahkan mengikuti ke arah yang sama dengan ibu beranak itu. Saat ditegur oleh ibu muda itu, pemuda itu berkata, "Dari tadi saya menunggu kapan ibu kasih saya minum susu, karena tadi ibu bilang sama anak ibu kalau tidak mau diam akan dikasih ke saya!"

Menurut saya, keberadaan sesuatu memang harus ditilik dari kegunaannya sampai benar-benar yakin bahwa hal itu ada karena ada gunanya. Bukan semata ditilik dari satu sudut pandang saja, bahkan dibandingkan dengan keadaan zaman dulu yang memang barang itu belumlah ada. Jika menyoal segala sesuatu dari negatifnya saja, barangkali mobil adalah hal yang harus lebih dulu dilarang! Karena dengan adanya mobil, orang berlomba membuka tambang minyak dari daratan sampai ke lepas pantai, belum lagi soal polusi udara yang ditimbulkan olehnya yang membuat perubahan iklim sudah sangat terasa dampaknya. Dan dibandingkan dengan masa lalu di mana orang menggunakan kuda atau binatang lain sebagai kendaraan, maka mobil bisa dengan mudah digantikan.

Namun daripada menyoal hal-hal negatifnya, bukankah sebaiknya kita bergiat memperbaiki kekurangan dari yang negatif itu dan membuatnya jadi lebih berfungsi dengan lebih baik lagi?

Bukan gitu, Bro?!

Komentar