Kerak di Dasar Cangkir



Joy Olree seorang penyair yang menderita asperger autisme dan multiple sklerosis dari Tenesse, Amerika Serikat, menulis buku pertamanya dengan judul yang unik yaitu "Coffee Cup Stains" yang jika diterjemahkan berarti noda bekas cangkir kopi. Noda ini biasanya terjadi karena kopi yang luber pada saat pengadukan menetes turun saat cangkir diletakkan dan akhirnya meninggalkan noda pada meja atau kertas serbet atau tatakan cangkir. Namun, soal tatakan cangkir dan penggunaannya bisa membuat suami istri bertengkar kecil. Belum lagi jika suaminya perokok dan meninggalkan abu bahkan bekas rokok terbakar di pinggir-pinggir meja kayu. Mengesalkan bukan?

Namun ada lagi yang mengesalkan berkenaan dengan cangkir dan minumannya selain noda cangkir pada meja tersebut, yakni kerak di dasar cangkir. Kerak yang disebabkan oleh zat tanin yang dikandung oleh teh atau kopi yang membuat warna mereka menjadi pekat dan rasanya sedikit pahit. Menurut situs The Organizer, tercatat tujuh belas cara, yang sebenarnya didasarkan pada bahan yang dipergunakan, untuk menghilangkan kerak pada bagian dalam dan dasar cangkir atau mug itu. Bayangkan, tujuh belas cara! Ini menandakan bahwa kerak pada dasar cangkir adalah hal yang paling meresahkan.

Tentu, saat kita menyesap teh atau kopi itu tidak akan pernah terpikirkan oleh kita bahwa keraknya bakal semerepotkan itu. Yang kita nikmati adalah aroma teh atau kopi, rasa hangat, rasa pahit-pahit sedap, bahkan barangkali saat itu kita menemukan suatu katarsis menghadapi persoalan hidup yang sebenarnya. Sama sekali tidak akan pernah terpikir tentang tujuh belas cara menghilangkan kerak itu!

Ini sama halnya, di mana kita berada dalam hiruk pikuk euforia kontestasi pemilihan umum tentu kita tak akan pernah berpikir jauh bagaimana kehidupan kita setelahnya? Masihkan kita akan terus berada dalam zona cebong-kampret? Atau tetap dalam gairah anti Ahok dan pro Anies? Padahal layaknya sebagai warga negara, setelah pemerintah (baik pusat maupun daerah) sudah terbentuk, energi kita bisa kita gunakan sebesar-besarnya, sebenar-benarnya untuk mengawasi kinerja mereka. Baik itu yang kita dukung, maupun yang kita usahakan kalah pada pemilu dulu itu.

Kita juga tahu bahwa kita pun punya anggota Dewan Perwakilan Rakyat maupun Dewan Perwakilan Daerah yang juga kita pilih yang harusnya kita bisa beri input, saran, kritik, masukan atau apapun itu agar mereka benar-benar bekerja bagi kesejahteraan kita sebagai warga, sebagai rakyat. Sehingga mereka bisa benar-benar mengawasi jalannya pemerintahan, sistem, lembaga yang ada. Dengan demikian harapannya, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa segera terwujud.

Namun untuk bisa bersatu-padu, merasa senasib-sepenanggungan kembali, yang kita lakukan adalah membersihkan diri dari kerak-kerak kopi dan teh dari dasar cangkir kita. Dengan demikian kita menjadi sama-sama bersih, tidak berbeda dan dibedakan. Bahkan lebih dari itu, siap untuk menampung hal-hal lain. Barangkali air madu dan jahe merah, atau teh labu emas (lo han kuo) yang pada masa pandemi covid-19 sangat baik dikonsumsi untuk melegakan tenggorokan kita. Dan dengan itu, kita siap untuk bersuara kembali! Begitu bukan, Bro?

Komentar