Wajah Mirip Artis: Berkah atau Musibah?



Doppelganger adalah istilah bagi mereka yang memiliki kesamaan fisik dengan seseorang yang tidak punya kekerabatan sama sekali. Beberapa waktu lalu, Siti Aisyah Mardhiya Amilia atau yang disebut Amel yang ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang fotografer mendadak mendapatkan perhatian luas karena wajahnya mirip dengan almarhumah Nike Ardila, penyanyi dan artis era 80-an.

Tidak lama kemudian, dunia maya digegerkan dengan munculnya trio pemuda yaitu Sepriadi, Alfred, dan Alvin yang didaku netizen mirip dengan trio Warkop; alm. Dono, alm. Kasino, Indro. Lalu timbullah kehebohan lain dimana pihak Warkop meminta trio Warkopi (demikian dibentuk dan disebut trio Sepriadi, Alfred, dan Alvin oleh pihak yang memanajemeni mereka) untuk menghentikan kegiatan meniru sketsa-sketsa dalam film-film Warkop DKI dan juga menurunkan semua konten yang telah disiarkannya oleh mereka melalui media sosial.

Netizen pun terbelah; ada yang membela tindakan Pakde Indro dan keluarga alm. Dono dan Kasino karena memang ada indikasi trio Warkopi atau manajemennya tidak mengantungi izin dari Warkop DKI untuk membuat konten tiruan mereka, dan secara legal, manajemen trio Warkopi juga tidak memunyai hak untuk melakukan itu tanpa izin dari pihak Falcon yang telah membeli hak tayang, hak meniru / meneruskan legacy dari Warkop DKI dalam bentuk film-film baru dengan aktor-aktor yang mirip dengan mereka, termasuk di dalamnya ada film seri kartun yang ditayangkan lewat platform digital. Bahkan dalam podcast video Dedi Corbuzier pun Pakde Indro menekankan betapa berharganya legacy itu bagi anak-anak atau keluarga alm. Dono dan alm. Kasino (selain untuk dirinya, tentu).

Sebagian dari netizen menyayangkan tindakan Pakde Indro yang seolah merepresi kebebasan berkesenian, bahkan ada yang menyelidiki betapa trio Warkop DKI juga melanggar hak cipta dan kekayaan intelektual karena dalam film mereka banyak menggunakan musik milik orang lain termasuk guyon slapstick dari komedian mancanegara. Menurut saya, yang tidak dipahami adalah bagian soal legacy itu, dimana legacy tidak hanya terkait masalah hak cipta saja, tetapi soal bagaimana kita menghargai mereka yang telah berupaya begitu keras hingga baik nama diri maupun citraannya tidak boleh diselewengkan dengan tanpa izin kepada pemilik aslinya.

Memang, wajah yang sama adalah urusan Tuhan. Bagi yang saintifik mungkin menyerahkan hal itu kepada soal genetika dan mutasi gen di dalamnya, hingga bisa saja meski tidak berhubungan langsung dalam satu keturunan tapi bentuk hidung yang sama bisa saja terjadi pada satu bahkan banyak pihak yang berbeda. Dulu, banyak orang yang takut bertemu kembarannya. Mereka anggap bahwa melihat doppelganger adalah hantu atau penyakit kejiwaan. Teori lain mengatakan kembaran kita pasti tidak punya bayangan baik di cermin maupun lewat pantulan air, ini saking takut atau khawatirnya mereka bertemu kembaran fisik mereka!

Jika saja trio Sepriadi, Alfred, dan Alvin tidak dibentuk untuk menyamakan diri mereka dengan Trio Warkop DKI (bahkan tidak melabeli sebagai warkopi, dan meniru sketsanya sebagai konten media sosial) tentu tidak akan ada masalah secara hukum. Mereka harus lebih kreatif daripada itu. Bahkan harus lebih kreatif daripada serial film James Bond 007 yang berkali-kali mengganti aktor utama pemeran James Bond dan menerbitkan film-film action detective itu!

Misalkan begini; buatlah nama lain yang tidak bersangkut paut dengan Warkop, misalkan Trio ASA, bentuklah karakter Sepriadi yang tidak seperti alm. Dono, Alfred yang tidak seperti alm. Kasino, dan Alvin yang tidak seperti Pakde Indro! Misalkan ambillah karakter Cak Lontong, Kirun, dan Kancil, buatlah sketsa seperti yang sering muncul dalam aneka macam acara entertainment seperti OVJ, Lapor Pak!, atau Ketoprak Humor dulu. Pokoknya buatlah dengan beda (dengan cara Amati - Tiru - Modifikasi, mungkin) dan dengan karakter-karakter yang khas diri mereka sendiri. Toh, meskipun mirip Nike Ardilla, Amel tidak bisa menyanyi, dan orang-orang tetap memandangnya sebagai titisan Nike Ardila.

Gitu aja, Bro!

Komentar